Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas
Dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit
Ketulusan ini bukannya semakin terkikis oleh erosi jarak dan waktu
Oleh abrasi gelombang permainan
Atau juga oleh terpaan badai dusta yang berkepanjangan
Bahkan mungkin akibat endapan kebencian yang menggunung menjadi sebuah delta dendam di muara sungai hatimu
Dari Tuhan, aku punya kata maaf seluas samudra yang tak kan kering airnya
Dari DIA aku punya jutaan pohon di hutan sebagai paru-paru duniaku
Agar aku tetap bisa bernafas di tengah hebatnya polusi kotamu
Kan kuciptakan kesabaran sebagai bangunan pemecah ombak untuk menahan abrasi itu
Kutanam keikhlasan dari jutaan pohon untuk menghijaukan hutanku dari erosi itu
Kokoh akarnya ke dalam perut bumi, agar dapat menahan badai yang datang
Tanah-tanah pemikiran yang miring ini juga sudah kubuat sengkedan dzikir dan doa
Untuk menjaga kelongsoran semangatku
Aku memimpikan habitat hijau bumi cintaku
Keseimbangan ekosistem kasihku tetap terjaga
Sehingga jaring-jaring makanan sayangku stabil
Antara produsen dan konsumen jiwa jumlahnya seimbang
Alam hidupku tetap hijau dan lestari
Meski engkau "empat musim" yang menjadi inspirator langkahku tak mungkin hadir disini
Aku akan tetap disini
Di bumi khatulistiwa ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar